Senin, 27 Januari 2014

Teruntuk neptunus

“Dear neptunus….
aku tak bisa seperti kugy yang dengan mudah bebas melarung perahu kertas kepadamu.
aku ingin berkisah kepadamu...
dengarkan aku sebentar saja,
karena tak ada yang mampu
mendengarkan aku.
kini aku berada disebuah batas
ingin menyerah…
namun itu hanya akan berahir sebatas ingin…
aku ingin mereka mempercayaiku
tak perduli apa yang manusia manusia lain katakan.
tau apa mereka, apa mereka tau bagaimana aku berjuang sendirian.
ada sebuah lelah yang tak bisa terkatakan.
iyaaaaaa, ada…
saat ini aku berjuang sekuat tenaga menenangkan dan menguatkan hatiku.
Nus… mereka semua telah menemukan kebahagiaan
mereka, bukankah aku juga berhak untuk bahagia…
Nus…. sampaikan pada lautan
bahwa aku akan merelakan…
bahwa aku akan melepaskan lukaku…
melepaskan amarahku…
aku akan menerima semua
takdir yang di kehendaki tuhanku.
berjalan sesuai aturan aturan itu.
Nus…. aku berada di sebuah
batas tak bisa berbuat apa apa.
tak ada seorangpun mampu aku tanya.
tak ada sebuah jawaban yang aku dapat
Nus…. aku menunggu
kepulanganku. bahkan ketika
aku berada dirumahku….
entah kemana aku akan berpulang.
aku hanya ingin beristirahat sejenak saja.
iyaaaaa. aku benar benar
lelah”