The Short journey
ketika tak ada yang mampu aku percayai di dunia ini... percayalah bahwa aku akan mempercayaimu...
Selasa, 25 November 2014
Yang Tak Terungkap
Sebuah alasan
Senin, 24 November 2014
Teruntuk Ayah....
aku juga tak penah bisa membagi lukaku...
aku tak bisa melihatmu melihatku terjatuh.
maafkan putrimu yang belum mampu membahagiakanmu, belum mampu berdiri dengan kakiku...
kelak kuharap aku mampu membahagiakanmu...
menebus segala waktu yang kadang terkuras habis oleh egoku.
menebus segala luka yang dibuat olehku.
aku yang selalu mengabaikan mu, yang selalu menghawatirkan aku.
ayah mungkin kelak aku juga akan begitu ketika aku berada dalam posisimu.
maaf aku tak yang tak penah memahamimu...
dimasa depan aku akan berusaha sebaik mungkin menjadi anak yang baik...
dari anakmu...
Teruntuk Kamu...
Yang berada dikolong langit
Aku yang mencintaimu lebih dulu...
namun aku bahkan tak pernah mampu memenangkan hatimu.
kamu seseorang yang petama aku kenali setelah ayahku...
aku yang selalu mengagumimu dalam diamku.
ketika takdir harus memisahkan aku denganmu aku tak bisa mempercayai itu.
apa kamu tau setiap malam aku selalu berdoa pada tuhan,
agar suatu saat nanti...
tuhan berbaik hati mempertemukan kamu dan aku.
dan kamu tau apa yang tuhan berikan setelah penantian panjangku.
apa kamu tau aku mengingat saat itu tujuh tahun sejak takdir mempemainkan ku.
aku bertemu dengan mu lagi dengan cara yang sederhana menurutku.
apa kamu tau seperti apa warna langit saat itu
aku masih bersyukur tuhan menjawab tujuh tahun penantianku dengan tujuh menit senyumanmu.
kamu alasanku untuk selalu kembali.
namun saat ini bukan aku tempatmu berpulang.
bukan aku tujuan kepulanganmu.
aku bukan rumahmu.
kamu telah menemukan pulaumu untuk berlabuh.
kamu tau aku selalu menanyakan keadaanmu pada senja.
menunggu kabar dari burung burung tak bertuan itu.
dan kini kudapati kenyataan tak seindah mimpiku.
silahkan labuhkan pantaimu.....
Jumat, 04 April 2014
Reward
Selasa, 04 Februari 2014
Aku sama seperti mu
Aku manusia biasa yang juga bisa merasa lelah.
Atau bahkan terkadang aku ingin menyerah.
Hanya saja aku tak pernah tau caranya.
Atau…
Aku takut mengambil resiko-resiko yang akan membuatku terluka.
Terkadang aku ingin menjadi sepertimu...
yang tanpa aku sadari kamu juga ingin sepertiku.
Dan ternyata kita sama....
Di butakan oleh mata, Oleh apa yang kita lihat yang nyatanya tak kan selamanya nyata.
Yang ternyata dirimu malah mendewakan hidupku.
Aku terkungkung disini oleh sejuta aturan dalam hidupku.
Yang ternyata dirimu malah ingin memiliki itu.
Kita sama seorang manusia....,
yang baru menyadari menjadi dewasa itu tak mudah.
Yang tak pernah takut akan terjatuh.
Dan nyatanya kita sama.... Saling menatap namun tak bisa berbuat apa-apa.
Senin, 27 Januari 2014
Teruntuk neptunus
“Dear neptunus….
aku tak bisa seperti kugy yang dengan mudah bebas melarung perahu kertas kepadamu.
aku ingin berkisah kepadamu...
dengarkan aku sebentar saja,
karena tak ada yang mampu
mendengarkan aku.
kini aku berada disebuah batas
ingin menyerah…
namun itu hanya akan berahir sebatas ingin…
aku ingin mereka mempercayaiku
tak perduli apa yang manusia manusia lain katakan.
tau apa mereka, apa mereka tau bagaimana aku berjuang sendirian.
ada sebuah lelah yang tak bisa terkatakan.
iyaaaaaa, ada…
saat ini aku berjuang sekuat tenaga menenangkan dan menguatkan hatiku.
Nus… mereka semua telah menemukan kebahagiaan
mereka, bukankah aku juga berhak untuk bahagia…
Nus…. sampaikan pada lautan
bahwa aku akan merelakan…
bahwa aku akan melepaskan lukaku…
melepaskan amarahku…
aku akan menerima semua
takdir yang di kehendaki tuhanku.
berjalan sesuai aturan aturan itu.
Nus…. aku berada di sebuah
batas tak bisa berbuat apa apa.
tak ada seorangpun mampu aku tanya.
tak ada sebuah jawaban yang aku dapat
Nus…. aku menunggu
kepulanganku. bahkan ketika
aku berada dirumahku….
entah kemana aku akan berpulang.
aku hanya ingin beristirahat sejenak saja.
iyaaaaa. aku benar benar
lelah”