Kamis, 25 April 2013

DEAR...


Kau tau kadang kala semua terlihat nyata...

Namun pada kenyataannya semua hanyalah sebuah ilusi...

Lelah, mungkin teramat lelah menghadapinya...

Ketika semua tak mampu membantuku, tak mau mendukung ku...

Aku bertahan karna kamu...

Kamu inspirasiku...

Kamu telah mengajarkan aku tentang arti sebuah cinta...

Cinta yang nyata bukan hanya sebuah ilusi...

Mengajarkan tentang arti pengorbanan...

Bagiku., kau begitu mengagumkan dengan caramu...

Aku ingin dikenang ketika aku mati...

Jadi aku akan melakukan semua dengan mimpiku...

Seperti halnya kamu.,

Terimkasih untuk semua inspirasi yang nyata...

 

WARNA ITU...


Merah jingga,

Bercampur menjadi satu warna.

Namun aku tak tau akan menjadi warna apa...?       

Aku hanya ingin mewarnai lukaku...

Merubah agar sedikit menjadi ceria.

Merubah semua....

Menjadi seperti inginku

Mewarnai hitam menjadi pelangi...

Takkan membiarkan abu-abu membelenggu senyumku...

Takkan ku biarkan luka menjadi sahabatku...

 

“suatu saat aku pasti bisa mengatasinya”

AKU BISA



Menangislah...

Semampu kau menangis...

Teriaklah....

Semampu kau bersuara....

Lakukan semua semampumu...

Setidaknya sudah berusaha...

Mungkin memang tak mudah...

Meski ada yang terluka

Itupun tak mengapa...

Senyumlah.....

Sebagai tanda kau telah berusaha...

Hingga...,

Suatu saat nanti...

Kau bisa membanggakan dunia...

Kau bisa berkata;

“aku juga bisa” bukan hanya kamu “mungkin aku lebih hebat”




....Sajak sang merpati...


Ketika sang merpati hanya mampu menyajakkan dengan kepakan sayapnya...

Dan tak pernah mampu mengatakan apa yang ingin ia nyatakan...

Namun  tak mengapa..., karena ini belum waktunya untuk bicara...

Ketika merpati tetap pada tekadnya, tak ingin berbicara dan tak ingin bersuara...

Hanya  bersajak dengan kepakan sayapnya...

Bukan dia tak mau..., namun ini belum waktunya  bersajak dengan suara....

Ketika tak pernah ada satupun yang mampu mengartikan sajak-sajak yang ia kemukakan melalui sayapnya...

Dia pun menyerah pada ahirnya...

Karena ini belum waktunya dia bersajak dan berkisah.

Dearest me...



                                  Mampukah aku melewati hidup ini, dengan segenapa hati dan keikhlasan yang tersisa saat ini. Dengan sebuah mimpi yang masih terhias dalam sebuah bingkai kecil dalam hati. Cinta yang aku anggap telah pudar ternyata masih terasa meski sedikit hambar. Masih terlintas sedikit bayangan meski agak samar. Hidupku... terus berjalan tanpa sebuah kepastian.

                                  Tuhaaaaan hadirkan ia dalam mimpi malam ini. Agar dapat menghapus sedikit perih dan sakit hati, serta rindu yang semakin menyiksa nurani. Aku tak pernah ingin harapan-harapan lainnya atau bahkan mimpi semu darinya. Dan jawaban dari segala kemunafikan yang dibuat olehnya. Namun..... hanya ingin sebuah ketulusan yang aku banggakan sejak aku dapat merasakan apa yang aku ungkapkan tanpa pernah ada sebuah kemunafikan.

                                  Kasih cobalah sedikit kau pahami tentang semua ini, tentang sebuah rasa yang memberi luka hingga tak bisa atau takkan mungkin terobati.