Tuhan...
selamat pagi, selamat siang atu selamat malam. Seperti kata dwita bahwa dia tak
mengetahui di surga sedang musim apa ?? penghujan atau kemarau kah atau bahkan
sedang turun salju. Ya, aku juga tak tau yang aku tau bahwa saat ini aku hanya
ingin berkisah. Kisahku yang selalu gagal dan jalan ku yang terjal.
Tuhan... kau
ciptakan aku di tempat yang sama, pada pijakan yang sama. Diterangi bulan dan
bintang yang sama. Bernafas dengan partikel yang sama. Namun tuhan, mengapa
hanya jalanku yang terjal. Padahal kita melewati jalan yng sama. Kau beri dia
tangga untuk melewatinya. Padahal aku merangkak diantara tebing terjal. Kau
berikan dia sandaran ketika lelah menjemputnya. Namun jangankan sebuah sandaran
untukku tuhan, sebuah pegangan pun tak kau berikan. Bagaimana aku bisa bersandar
bila yang di depan ku adalah jurang. Aku rasa semua ini tak adil untukku.
Tuhan bisakah
aku pergi ke suatu tempat entah dimana..., kesuatu tempat yang mampu membuatku
bahagia meskipun sebentar saja. Meskipun aku takut tak ingin mengahirinya. Aku saaaangat
lelah, aku tak bisa bernafas. Taukah kau
seberapa aku ingin mengungkapkan semua rasa yang menyesakkan di jantungku. Arrrrrg....
kau pasti tau itu.
Tuhan...
tempat terjauh yang ingin aku tempuh, menembus waktu... melihat daun
berguguran... jatuh ke sungai... mengalir ke laut. Memandangi senja hingga
menjadi purnama. Hanya sebuah kesempatan sekali saja. Hingga saatnya aku tiba
untuk menyerah dan mengahirinya. Izinkan aku merasakannya, mendamaikan hatiku
sebentar saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar