Sabtu, 12 Oktober 2013

Rindu yang tak tersampaikan

“aku masih berdiri dari jarak
terjauh yang aku mampu..
nyatanya aku masih melihatmu..
aku masih disini
dari sudut tersudut yang masih
menunggumu melihatku..
bahwa kini aku tengah merindumu
teramat dalam…
dari titik ini seharusnya kamu tau…
aku tengah cemburu ketika aku
melihat mu tengah bersama
wanitamu…”
— rindu yang tak tersampaikan.,

Kamis, 10 Oktober 2013

♥♥ Dalam dekapmu ♥♥

Saat aku rapuh
Saat aku jatuh dan hatiku terluka
Meletakkan tanganku di dada mu
Menyentuh hatimu
Seolah semua luka itu terbang dan aku rasakan kesedihanku menghilang
Aku hanya ingin melihatmu
Aku hanya ingin menatapmu
Aku merindukan senyummu
Karena satu-satunya tempat yang membuatku aman adalah dalam dekapmu
Dibawah hamparan langit yang luas aku terbang menuju rumahku
Aku merindukan kepulanganmu
Membutuhkan dekapanmu
Aku merindukan caramu mendekapku
Menghapus air mataku..
Merindukan caramu mepuk-puk pundakku untuk sekedar menenangkanku dari rasa takutku
Saat ini aku membutuhkan kekuatan
Kita tak akan terpisah bukan....?
Bukankah kamu akan melanjutkan mimpi-mimpi mu bersamaku

With love ♥♥♥

Minggu, 22 September 2013

Aku tak pernah cukup

aku merasa tak pernah cukup berharga untuk kamu cintai
aku tak cukup indah untuk kamu miliki
aku tak cukup baik untuk kamu lindungi.
aku tak cukup menarik untuk dapat mencintaimu
aku....
seseorang yang tidak bisa dengan mudah mengatakan
aku mencintaimu…
aku menyayangimu..
aku tak cukup mempunyai keberanian untuk melakukan itu…
atau karna ego dan harga diriku takut kau lukai..

Layakkah aku

tuhan…
aku selalu menanyakan kelayakanku…
cukup layakkah aku untuk dicintai…
cukup layakkah aku di lindungi…
dan tak cukup layakkah aku di
perjuangkan….?
tak cukup istimewahkah aku….
tak cukup indahkah aku…
aku lelah, aku terluka
menanyakan semua
kelayakanku…
aku tak seindah mereka…
aku tak setangguh mereka…
aku tak cukup cantik…
Aku tak cukup baik
Aku tak seindah itu.

Di penghujung jalan

Di penghujung jalan ini aku
menunggumu datang.

Di penghujung jalan ini aku Menunggumu untuk pulang.

Jika kelak nanti engkau datang

tak akan ku Sambut dengan iring iringan

melainka dengan sebuah seyum terkembang.

Kelak nanti jika kau datang aku ingin memarahimu

Karna kamu begitu terlambat untuk datang

Keresahan dan ketakutan ku

jika tak bisa ku jumpaimu.

Tau kah Kau
aku telah lelah menunggumu di
penghujung jalanku.

Pulang lah..
datanglah..
Aku menunggu kepulanganmu Hingga
kelak nanti kau menjemputku menjadi
pengantinmu...

Jumat, 05 Juli 2013

Aku menemukanmu...



Aku menemukan namamu dalam lembar buku yang telah menguning itu. Jejakmu yang telah lama terhapus kini perlahan timbul dan tenggelam kembali. Kamu.... selalu melakukan hal yang sama berlabuh kepadaku setiap kali kamu terjatuh. Namun aku tetap melihatmu dari jarak terjauh dan mendoakanmu dari jarak yang tak kau tau. Berharap kamu bahagia meski tak disisiku.
Tak pernah kamu melihat aku yang terluka, sekarat dan hampuir mati. Tak bisakah kau memelukku sebentar saja lebih lama.  Namun kau juga takut, seandainya nanti aku lupa bagaimana cara melepasmu. Aku ingin melepaskan segala yang aku tau. Jika kamu harus berdiam diri, mari aku temani. Meskipun hanya sekedar mencicipi wangi hujan, atau bau tanah basah karena hujan yang turun siang ini. Menamati tanah yang pasrah pada hujan. Seperti halnya aku... yang tengah pasrah karenamu.. karena aku yang mulai rapuh, dan jenuh bermain dengan fikiranku yang selalu tentangmu.

catatan kecil untuk tuhan



Tuhan... selamat pagi, selamat siang atu selamat malam. Seperti kata dwita bahwa dia tak mengetahui di surga sedang musim apa ?? penghujan atau kemarau kah atau bahkan sedang turun salju. Ya, aku juga tak tau yang aku tau bahwa saat ini aku hanya ingin berkisah. Kisahku yang selalu gagal dan jalan ku yang terjal.
                                    Tuhan... kau ciptakan aku di tempat yang sama, pada pijakan yang sama. Diterangi bulan dan bintang yang sama. Bernafas dengan partikel yang sama. Namun tuhan, mengapa hanya jalanku yang terjal. Padahal kita melewati jalan yng sama. Kau beri dia tangga untuk melewatinya. Padahal aku merangkak diantara tebing terjal. Kau berikan dia sandaran ketika lelah menjemputnya. Namun jangankan sebuah sandaran untukku tuhan, sebuah pegangan pun tak kau berikan. Bagaimana aku bisa bersandar bila yang di depan ku adalah jurang. Aku rasa semua ini tak adil untukku.
                                    Tuhan bisakah aku pergi ke suatu tempat entah dimana..., kesuatu tempat yang mampu membuatku bahagia meskipun sebentar saja. Meskipun aku takut tak ingin mengahirinya. Aku saaaangat lelah, aku tak bisa bernafas.  Taukah kau seberapa aku ingin mengungkapkan semua rasa yang menyesakkan di jantungku. Arrrrrg.... kau pasti tau itu.
                                    Tuhan... tempat terjauh yang ingin aku tempuh, menembus waktu... melihat daun berguguran... jatuh ke sungai... mengalir ke laut. Memandangi senja hingga menjadi purnama. Hanya sebuah kesempatan sekali saja. Hingga saatnya aku tiba untuk menyerah dan mengahirinya. Izinkan aku merasakannya, mendamaikan hatiku sebentar saja.

Senin, 17 Juni 2013

Aku Menemukan mu....


aku menemukanmu tengah menangis dalam mimpiku. dan kudapati air mataku pun jatuh saat terbangun dari mimpi burukku itu. ada apa kau disana....? bahkan aku tak berhak bertanya. apakah kau baik-baik saja. isyarat itu..., apakah kau juga merindukan aku. namun aku tetap saja seperti itu. membangun pertahanan, yang seolah aku baik-baik saja. dan seolah tak perduli denganmu. meskipun kau mulai menyapaku, hanya karena kejatuhanku tak ingin kau ketahui. aku tak baik-baik saja saat ini. apa kau juga begitu. tak pernah lelah kah kita membangun pertahanan diri. bahkan kita tau akan luka-luka ini. dan berpura-pura seolah -olah tak terluka dan tersakiti. egoku, egomu terlalu tinggi untuk dijatuhkan. apa lagi untuk saling menggapai. semua seolah sia-sia, dan pada ahirnya lelah dan kecewa yang berkuasa.

Kamis, 13 Juni 2013

Mengais masa lalu...

Kamu selalu mengajariku mengais-ngais masa lalu 
Memaksaku untuk kembali menyentuh kenangan
Terdampar dalam bayang-bayang yang kau gurat secara sengaja
Seakan-akan sosokmu nyata
Menjelma menjadi pahlawan kesiangan
Yang merusak kebahagiaan
Dalam kenangan
kau seret aku perlahan
Menuju masa yang harusnya aku lupakan
Hingga aku kelelahan
Hingga aku sadar
bahwa aku sedang dipermainkan
Inikah caramu menyakitiku?
Inikah caramu mencabik-cabik perasaanku?
Apa dengan melihat tangisku
itu berarti bahagia buatmu?
Apa dengan menorehkan luka di hatiku
berarti kemenangan bagimu?
Siapa aku di matamu?
Hingga begitu sulit kau melepaskanku dari jeratanmu
Apakah boneka kecilmu ini dilarang untuk bahagia?
Apakah wayang yang sering kau mainkan ini dilarang untuk mencari kebebasan?
Mengapa kau selalu perlakukan aku seperti mainan?
Kapan kau ajari aku kebebasan?
Ajari aku caranya melupakan!
Meniadakan segala kecemasan
Meniadakan segala kenangan
Nyatanya derai air mataku
Hanya disebabkan olehmu
Ajari aku caranya melupakan
Sehingga aku lupa caranya menangis
Sehingga aku lupa caranya meratap
Karena aku selalu kenal air mata
Aku hanya ingin tertawa
Sehingga hati aku
mati rasa akan luka
@dwitasaridwita

aku pernah

Aku-Pernah-Suka



Aku pernah mempercayaimu  lebih dari siapapun, hingga suatu ketika semua pandanganku tentang mu berubah. Kamu membuatku  tak mampu membedakan bagai mana cara menangis atau bahkan tersenyum. Tanpa kau tau aku menangis dalam senyumku dan aku tersenyum dalam tangisku. Kepercayaanku memudar, keberanianku  terurai, keyakinanku menghilang.
Kamu... dan kamu..., berdiri bersama dengan  keangkuhan yang sama. Tanpa mampu  memandangku. Tanpa melihatku yang tengah terluka dan  hampir mati. Dan kini aku  tak mampu mempercayaimu, aku akan menikmati rasa sakit itu. Sakit ini ku nikmati sendiri.
Dulu... bagiku senja selalu terlihat indah, namun kini itu semua tak lagi sama. Senjaku menghilang, bersama luka yang kau torehkan. Sebuah kenyataan membuka mataku. Bahwa aku tak lagi mempercayaimu. Aku mencari pijakan-pijakan yang lain, ternyata semuanya rapuh hingga membuatku terjatuh.

Dahulu....






 

Dahulu kita pernah berjalan bersisian. Tanpa mengucap cinta atau bahkan kata sayang. Aku dengan semua keangkuhan dan keegoisanku. Tanpa sadar aku mengenyahkanmu. Aku tau semua bermula karena kesalahanku. Kesalahanku yang membangun tembok tinggi yang mengatas namakan harga diri. Mungkin sikapku membuatmu jengah, bukan  hanya kamu bahkan aku juga iya.  Bagaimana kamu memahami aku, ketika aku pun tak mampu memahami diriku sendiri. Hingga suatu ketika kita pada batas yang sama dan mengatas namakan rasa lelah. Aku mengalah, atau lebih tepatnya kalah. Ketika aku mengetahui kenyataan yang harusnya tak pernah aku dengar. Kejujuran-kejujuran  itu mulai terurai. Aku sakit, namun aku tak mampu  mengatakannya. Aku tak bisa menunjukkan kejatuhanku. Aku menangis sendirian diantara puing-puing pertahanan. Melelahkan  melakukan penyangkalan-penyangkalan. Mengatakan aku tak apa-apa. Dan definisi tak apa-apa adalah  pasrah




hope is dream



Terkadang mungkin aku tak sadar...
Bahwa hidup itu seperti  halnya hujan...
Bahwa setelah badai  pasti akan ada pelangi...
Setelah semua luka pastikan ku temukan bahagia
entah seperti apa be ntuknya...
namun terkadang aku berfikir...bahwa bicara itu mudah...
namun  ada satuhal...
yang tak mungkin mampu aku terjemahkan  dengan sederhana...
tentang semua ini...
tentang mimpi-mimpi ini...
bahwa semuanya lebih dari indah...