aku menemukanmu tengah menangis dalam mimpiku. dan kudapati air mataku pun jatuh saat terbangun dari mimpi burukku itu. ada apa kau disana....? bahkan aku tak berhak bertanya. apakah kau baik-baik saja. isyarat itu..., apakah kau juga merindukan aku. namun aku tetap saja seperti itu. membangun pertahanan, yang seolah aku baik-baik saja. dan seolah tak perduli denganmu. meskipun kau mulai menyapaku, hanya karena kejatuhanku tak ingin kau ketahui. aku tak baik-baik saja saat ini. apa kau juga begitu. tak pernah lelah kah kita membangun pertahanan diri. bahkan kita tau akan luka-luka ini. dan berpura-pura seolah -olah tak terluka dan tersakiti. egoku, egomu terlalu tinggi untuk dijatuhkan. apa lagi untuk saling menggapai. semua seolah sia-sia, dan pada ahirnya lelah dan kecewa yang berkuasa.
ketika tak ada yang mampu aku percayai di dunia ini... percayalah bahwa aku akan mempercayaimu...
Senin, 17 Juni 2013
Aku Menemukan mu....
aku menemukanmu tengah menangis dalam mimpiku. dan kudapati air mataku pun jatuh saat terbangun dari mimpi burukku itu. ada apa kau disana....? bahkan aku tak berhak bertanya. apakah kau baik-baik saja. isyarat itu..., apakah kau juga merindukan aku. namun aku tetap saja seperti itu. membangun pertahanan, yang seolah aku baik-baik saja. dan seolah tak perduli denganmu. meskipun kau mulai menyapaku, hanya karena kejatuhanku tak ingin kau ketahui. aku tak baik-baik saja saat ini. apa kau juga begitu. tak pernah lelah kah kita membangun pertahanan diri. bahkan kita tau akan luka-luka ini. dan berpura-pura seolah -olah tak terluka dan tersakiti. egoku, egomu terlalu tinggi untuk dijatuhkan. apa lagi untuk saling menggapai. semua seolah sia-sia, dan pada ahirnya lelah dan kecewa yang berkuasa.
Kamis, 13 Juni 2013
Mengais masa lalu...
Kamu selalu mengajariku mengais-ngais masa lalu
Memaksaku untuk kembali menyentuh kenangan
Terdampar dalam bayang-bayang yang kau gurat secara sengaja
Seakan-akan sosokmu nyata
Menjelma menjadi pahlawan kesiangan
Yang merusak kebahagiaan
Terdampar dalam bayang-bayang yang kau gurat secara sengaja
Seakan-akan sosokmu nyata
Menjelma menjadi pahlawan kesiangan
Yang merusak kebahagiaan
Dalam kenangan
kau seret aku perlahan
Menuju masa yang harusnya aku lupakan
Hingga aku kelelahan
Hingga aku sadar
bahwa aku sedang dipermainkan
kau seret aku perlahan
Menuju masa yang harusnya aku lupakan
Hingga aku kelelahan
Hingga aku sadar
bahwa aku sedang dipermainkan
Inikah caramu menyakitiku?
Inikah caramu mencabik-cabik perasaanku?
Apa dengan melihat tangisku
itu berarti bahagia buatmu?
Apa dengan menorehkan luka di hatiku
berarti kemenangan bagimu?
Inikah caramu mencabik-cabik perasaanku?
Apa dengan melihat tangisku
itu berarti bahagia buatmu?
Apa dengan menorehkan luka di hatiku
berarti kemenangan bagimu?
Siapa aku di matamu?
Hingga begitu sulit kau melepaskanku dari jeratanmu
Hingga begitu sulit kau melepaskanku dari jeratanmu
Apakah boneka kecilmu ini dilarang untuk bahagia?
Apakah wayang yang sering kau mainkan ini dilarang untuk mencari kebebasan?
Mengapa kau selalu perlakukan aku seperti mainan?
Kapan kau ajari aku kebebasan?
Apakah wayang yang sering kau mainkan ini dilarang untuk mencari kebebasan?
Mengapa kau selalu perlakukan aku seperti mainan?
Kapan kau ajari aku kebebasan?
Ajari aku caranya melupakan!
Meniadakan segala kecemasan
Meniadakan segala kenangan
Meniadakan segala kecemasan
Meniadakan segala kenangan
Nyatanya derai air mataku
Hanya disebabkan olehmu
Hanya disebabkan olehmu
Ajari aku caranya melupakan
Sehingga aku lupa caranya menangis
Sehingga aku lupa caranya meratap
Karena aku selalu kenal air mata
Sehingga aku lupa caranya menangis
Sehingga aku lupa caranya meratap
Karena aku selalu kenal air mata
Aku hanya ingin tertawa
Sehingga hati aku
mati rasa akan luka
Sehingga hati aku
mati rasa akan luka
@dwitasaridwita
aku pernah
Aku pernah mempercayaimu lebih
dari siapapun, hingga suatu ketika semua pandanganku tentang mu berubah. Kamu
membuatku tak mampu membedakan bagai
mana cara menangis atau bahkan tersenyum. Tanpa kau tau aku menangis dalam
senyumku dan aku tersenyum dalam tangisku. Kepercayaanku memudar,
keberanianku terurai, keyakinanku
menghilang.
Kamu... dan kamu..., berdiri bersama dengan keangkuhan yang sama. Tanpa mampu memandangku. Tanpa melihatku yang tengah
terluka dan hampir mati. Dan kini
aku tak mampu mempercayaimu, aku akan
menikmati rasa sakit itu. Sakit ini ku nikmati sendiri.
Dulu... bagiku senja selalu terlihat indah, namun kini itu semua tak
lagi sama. Senjaku menghilang, bersama luka yang kau torehkan. Sebuah kenyataan
membuka mataku. Bahwa aku tak lagi mempercayaimu. Aku mencari pijakan-pijakan
yang lain, ternyata semuanya rapuh hingga membuatku terjatuh.
Dahulu....
Dahulu kita pernah
berjalan bersisian. Tanpa mengucap cinta atau bahkan kata sayang. Aku dengan
semua keangkuhan dan keegoisanku. Tanpa sadar aku mengenyahkanmu. Aku tau semua
bermula karena kesalahanku. Kesalahanku yang membangun tembok tinggi yang
mengatas namakan harga diri. Mungkin sikapku membuatmu jengah, bukan hanya kamu bahkan aku juga iya. Bagaimana kamu memahami aku, ketika aku pun
tak mampu memahami diriku sendiri. Hingga suatu ketika kita pada batas yang
sama dan mengatas namakan rasa lelah. Aku mengalah, atau lebih tepatnya kalah.
Ketika aku mengetahui kenyataan yang harusnya tak pernah aku dengar.
Kejujuran-kejujuran itu mulai terurai.
Aku sakit, namun aku tak mampu
mengatakannya. Aku tak bisa menunjukkan kejatuhanku. Aku menangis
sendirian diantara puing-puing pertahanan. Melelahkan melakukan penyangkalan-penyangkalan.
Mengatakan aku tak apa-apa. Dan definisi tak apa-apa adalah pasrah
hope is dream
Terkadang mungkin aku tak sadar...
Bahwa hidup itu seperti halnya hujan...
Bahwa setelah badai pasti akan ada pelangi...
Setelah semua luka pastikan ku temukan
bahagia
entah seperti apa be ntuknya...
namun terkadang aku berfikir...bahwa
bicara itu mudah...
namun
ada satuhal...
yang tak mungkin mampu aku
terjemahkan dengan sederhana...
tentang semua ini...
tentang mimpi-mimpi ini...
bahwa semuanya lebih dari indah...
She is beautiful
Cantik itu kamu...
Ketika kamu menutupi lukamu
dengan senyummu...
Ketika kamu bertahan dengan semua
kekuranganmu...
Ketika mencoba tetap baik
dalam kesakitanmu...
Berdiri dan bertahan.,
Dalam setiap kejatuhan...
Cantik itu kamu...
Ketika kamu bersikap tegar
diantara luka yang berkelakar...
Ketika kamu menyimpan perih
sendirian...
Hanya untuk buktikan kamu tak
butuh sandaran...
Ketika senyummu dan tangismu.,
Melebur menjadi satu diantar
derai hujan...
Agar tak seorangpun tau bahwa kau
tengah menangis diantara rinai hujan....
Jhuniel _hadi
kamu
Mendengarmu...
Melihatmu....
Bagai candu untukku...
Namun waktu menyadarkan aku...
mendorongku dari sandaranku...
bahwa jauhnya jarak yang
memisahkanku...
seluas bentangan langit menjadi
penghalangnya...
betapa luasnya tingginya tembok
pemisahku...
seberapa keras aku merengkuhmu...
tetap jua tak mampu...
sekeras jiwaku meyakinimu,
berjuta kali lebih keras kenyataan
membuyarkan mimpiku...
semampuku mencoba menggapaimu...
namun tak jua mampu menyentuhmu...
tak jua uluranku...
jutaan sajak yang kau ucapkan,
jutaan lirik yang kau lantunkan...
tetap tak mampu tenangkanku...
Langganan:
Postingan (Atom)