Ketika tak ada
yang mampu kau percaya di dunia ini...
Namun satu hal
yang harus kau pecaya,
Bahwa kau hanya
harus mempercayaiku...
Aku mampu
menjadi kakimu untuk menopangmu...
Memberi bahuku
untuk menjadi sandaranmu...
Atau bahkan
memberikan nafasku,
Agar kau
tetap hidup disisiku..
Ketika kau
ingin menangis, menangislah disampingku...
Tak perlu
dengar kata mereka apalah... apapun itu...
Percayalah aku
akan ada ditempatmu,
Entah
dibelakangmu untuk mendorongmu...
Atau berada di
sisimu untuk menjagamu...
Atau bahkan kau
hanya perlu menjadi bintang kecilku...
Setelah
7 tahun berlalu...
Tepat malam pegantian tahun baru,
diantara riuh redam pesta kembang api. Hanya sebagai perayaan atau hanya
sekedar untuk mengucapkan selamat tinggal pada waktu yang telah terlewati. Aku
tengah berjalan sendirian diantara kerumunan orang, aku hanya sekedar ingin
menepi diantara riuhnya suasana, yang memang tidak terlalu aku suka. Dari
tempat ku menepi aku perhatikan semua orang, sahabatku, keluargaku. Senyum itu
terasa indah. Kuamati dari jauh, dari dasar bumi ini ku tamati melihat cahaya
bintang itu yang kini meredup tertutup mendung.
Aku tetap saja melakukan hal yang
sama, ditempat yang sama, membangun pertahananku sendiri. Tak perduli dengan
apapun, seseorang yang mencoba memasuki hidupku namun sekuat itu pula aku mencoba menghempaskannya.
Bukan karena takut tapi kenyataan yang membuat aku tak mampu memepercayai
siapapun.
Seseorang pernah datang...
Dan
menitipkan sebuah bingkai hati...
Dan
menyuruhku mengisinya.....
Mungkin sebagian orang menganggapku
aneh atau malah menganggapku gila namun inilah kenyaataan yang tak mampu aku
hempaskan, aku bahkan belum mampu meyakinkan diriku untuk melangkah dari kegelapan yang ku hadapi saat
ini. Aku butuh penerang aku butuh penuntun bahkan hanya untuk sekedar tunjukkan
jalanku.
Gelap
itu tak mau beranjak...
Lelah
itu tetap melekat...
Cinta
itu tetap terpikat...
Apa
kau tau bahwa satuhal yang aku pinta pada tuhan agar aku punya sedikit waktu
hanya untuk megucapkan maaf yang tertunda itu.
Bukan
merayumu,
Bukan
pula menggodamu
Namun
ada sebuah tembang tertuda
Yang
belum aku nyatakan
Kamu datang dan mengajarkan arti
ketulusan, arti tentang sebuah persahabatan bahkan juga mungkin cinta. Kamu
hadir dengan senyum dan juga torehan luka saat kau pergi. Namun kini aku
melihatmu telah berubah dan berbeda. Aku tak ingin perubahan tentangmu aku
tetap ingin kamu seperti dahulu.
Kenyataannya itu takkan perah mungkin.
Semua
yang hidup...,
Pasti
akan bekembang, bergerak, dan berubah....
Aku tak pernah ingin perubahan
itu..., tidak juga kamu. Apa kamu tau aku selalu mencoba menguatkan hatiku
sendiri. Atas semua penolakan, semua ketidak singkronan hati dan fikiran, semua
kenyataan yang terjadi. Atas semua pertahanan dan semua keyakinan. Terkadang
aku lelah mengatakan semua baik-baik saja. Ketika semua terasa sesak, hingga
terkadang aku berfikir aku tak mampu bernafas lagi. Tapi aku selalu berfikir
semu baik adanya. Oh..... tuhan kau tau semuanya apa yang aku mau. Permintaan
sederhana bahwa aku ingin hidup sepertihalnya mereka.
Ada
saatnya kita tidak bisa menahan air mata...
Karenanya,
biarkan saja dia mengalir...
Tak
perlu diredam, tidak pelu disangkal...
Menangis
sendirian disini sungguh menyesakkan, tanpa ada kamu. Bahkan hanya bayangan
semumu yang menemaniku.
Menangis
bukanlah cengeng...
Mengis
meredakan sakit meski tak mengubah keaadan...
Meskipun,
tak menebus kesalahan....
Setidaknya,
itulah yang pernah aku baca dari buku. Sesuatu hal sederhana yang membuatku
bahagia. Meski sejenak aku hidup dalam duniaku sendiri. Ketika aku berkutat
dengan semua buku, music, serta semua drama mellow yang sering aku lihat. Aku
selalu menyibukkan diri sendiri atau lebih tepatnya sok sibuk. Karena aku ingin
mengalihkan semua ingatanku tentang mu.
Jarak jauh yang tersa pendek...
Tempat terdekat, yang terasa jauh...
Sunyi yang menyimpan gemuruh...
Tenang yang menutup riak..
Dan devinisi berharap ternyata
adalah....
pasrah dan tidak berdaya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar