Kamis, 13 Juni 2013

kisah tentang mu...




Ketika tak ada yang mampu kau percaya di dunia ini...
Namun satu hal yang harus kau pecaya,
Bahwa kau hanya harus mempercayaiku...
Aku mampu menjadi kakimu untuk menopangmu...
Memberi bahuku untuk menjadi sandaranmu...
Atau bahkan memberikan nafasku,
Agar kau tetap  hidup disisiku..
Ketika kau ingin menangis, menangislah disampingku...
Tak perlu dengar kata mereka apalah... apapun itu...
Percayalah aku akan ada ditempatmu,
Entah dibelakangmu untuk mendorongmu...
Atau berada di sisimu untuk menjagamu...
Atau bahkan kau hanya perlu menjadi bintang kecilku...



            Setelah 7 tahun berlalu...

            Tepat malam pegantian tahun baru, diantara riuh redam pesta kembang api. Hanya sebagai perayaan atau hanya sekedar untuk mengucapkan selamat tinggal pada waktu yang telah terlewati. Aku tengah berjalan sendirian diantara kerumunan orang, aku hanya sekedar ingin menepi diantara riuhnya suasana, yang memang tidak terlalu aku suka. Dari tempat ku menepi aku perhatikan semua orang, sahabatku, keluargaku. Senyum itu terasa indah. Kuamati dari jauh, dari dasar bumi ini ku tamati melihat cahaya bintang itu yang kini meredup tertutup mendung.

            Aku tetap saja melakukan hal yang sama, ditempat yang sama, membangun pertahananku sendiri. Tak perduli dengan apapun, seseorang yang mencoba memasuki hidupku namun  sekuat itu pula aku mencoba menghempaskannya. Bukan karena takut tapi kenyataan yang membuat aku tak mampu memepercayai siapapun.
Seseorang  pernah datang...
Dan menitipkan sebuah bingkai hati...
Dan menyuruhku mengisinya.....

          Mungkin sebagian orang menganggapku aneh atau malah menganggapku gila namun inilah kenyaataan yang tak mampu aku hempaskan, aku bahkan belum mampu meyakinkan diriku untuk  melangkah dari kegelapan yang ku hadapi saat ini. Aku butuh penerang aku butuh penuntun bahkan hanya untuk sekedar tunjukkan jalanku.
Gelap itu tak mau beranjak...
Lelah itu tetap melekat...
Cinta itu tetap terpikat...

Apa kau tau bahwa satuhal yang aku pinta pada tuhan agar aku punya sedikit waktu hanya untuk megucapkan maaf yang tertunda itu.
Bukan merayumu,
Bukan pula menggodamu
Namun ada sebuah tembang tertuda
Yang belum aku nyatakan


            Kamu datang dan mengajarkan arti ketulusan, arti tentang sebuah persahabatan bahkan juga mungkin cinta. Kamu hadir dengan senyum dan juga torehan luka saat kau pergi. Namun kini aku melihatmu telah berubah dan berbeda. Aku tak ingin perubahan tentangmu aku tetap ingin kamu  seperti dahulu. Kenyataannya itu takkan perah mungkin.
Semua yang hidup...,
Pasti akan bekembang, bergerak, dan berubah....

            Aku tak pernah ingin perubahan itu..., tidak juga kamu. Apa kamu tau aku selalu mencoba menguatkan hatiku sendiri. Atas semua penolakan, semua ketidak singkronan hati dan fikiran, semua kenyataan yang terjadi. Atas semua pertahanan dan semua keyakinan. Terkadang aku lelah mengatakan semua baik-baik saja. Ketika semua terasa sesak, hingga terkadang aku berfikir aku tak mampu bernafas lagi. Tapi aku selalu berfikir semu baik adanya. Oh..... tuhan kau tau semuanya apa yang aku mau. Permintaan sederhana bahwa aku ingin hidup sepertihalnya mereka.
                                              

Ada saatnya kita tidak bisa menahan air mata...
Karenanya, biarkan saja dia mengalir...
Tak perlu diredam, tidak pelu disangkal...

Menangis sendirian disini sungguh menyesakkan, tanpa ada kamu. Bahkan hanya bayangan semumu yang menemaniku.

Menangis bukanlah cengeng...
Mengis meredakan sakit meski tak mengubah keaadan...
Meskipun, tak menebus kesalahan....
                                                                                                            
Setidaknya, itulah yang pernah aku baca dari buku. Sesuatu hal sederhana yang membuatku bahagia. Meski sejenak aku hidup dalam duniaku sendiri. Ketika aku berkutat dengan semua buku, music, serta semua drama mellow yang sering aku lihat. Aku selalu menyibukkan diri sendiri atau lebih tepatnya sok sibuk. Karena aku ingin mengalihkan semua ingatanku tentang mu.


Jarak jauh yang tersa pendek...
Tempat terdekat, yang terasa jauh...
Sunyi yang menyimpan gemuruh...
Tenang yang menutup riak..
Dan devinisi berharap ternyata adalah....
pasrah dan tidak berdaya..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar